Di sebuah warung makan datanglah Udin kemudian bercakap-cakap dengan pemilik warung Bu Titik namanya.
Udin : (sambil tersenyum) "Bu, tahu nggak Aku ini walau bekerja hanya sebagai pesuruh, gajiku lebih besar dari pada Pak Lurah"
Bu Tik : (keheranan) "Lho, Kok bisa ??"
Udin : "Lho ya pasti bisa, dong !"
Bu Tik : "Mana mungkin kamu punya gaji lebih tinggi dari Pak lurah, kamu kan seorang pesuruh"
"Ya udah jelasin !"
Udin : "Ya udah aku jelasin" (serius)
"Biasanya habis nganterin permintaannya pak lurah aku diberi nasi kotak, gitu !"
Bu Tik : (Tersenyum lucu)
"Din, nasi kotak itu harganya cuma 5000. Gaji tinggi dilihat dari mana ?"
Udin : "Jangan salah...Aku kan tadi bilang besar"
"Besar mana nasi kotak dengan selembar uang ?"
"Kemudian besar mana pengabdian tulus ikhlas dengan pengabdian karena lembaran-lembaran uang ?"
Bu Tik : "Oh...aku ngerti maksudmu ?"
"Kamu ingin dihargai atas pekerjaan berpuluh-puluh tahun jadi pesuruh"
Udin : "Lho Ibu dah tahu, to !"
(Udin tersenyum karena maksud dan keinginannya akan tercapai)
Bu Tik : (dengan nada tegas) "Sudah, ngomong aja kalau kamu mau ngutang makan lagi !"
Udin : "Ehh...iya, Bu ! Maaf ya, Bu !"
(Meyakinkan) "Besok kalau aku punya uang tak bayar semua utangku"
Bu Tik : "Iya, tapi kapan ?" (dengan sedikit marah).
Arifa Zakiya
0 Comments